107 Orang Pelajar Indonesia program "kizuna" | |

107 Orang Pelajar Indonesia program "kizuna"





107 Orang Pelajar Indonesia
Ingin menyampaikan tentang bencana liquifaksi kota Katori Prefektur Chiba

Kunjungan Program Kizuna

Pada tanggal 21 Pebruari sebanyak 107 orang siswa- siswi serta mahasiswa-mahasiswi Indonesia telah datang di Jepang lewat program pertukaran pemuda internasional yang disebut sebagai "Kizuna". Program ini dijalankan oleh Kementrian Luar Negeri Jepang. Dalam kurikulum program tersebut kunjungan ke kawasan terkena bencana merupakan bagian dari observasi yang dijadwalkan. Yang menjadi obyek kunjungan tanggal 21 tersebut adalah kota Katori, sebuah wilayah di Prefektur Chiba yang sedang mengalami bencana .pencairan tanah pasca gempa Tohoku dua tahun lalu. Para anggota delegasi menampakkan rasa keterkejutannya melihat tayangan DVD dan foto-foto suasana dalam kota yang diambil saat segera sesudah bencana terjadi.

Proyek ini adalah proyek untuk mendorong hubungan persahabatan pemuda internasional dengan Jepang. Sasaran yang ingin diraih lewat proyek ini adalah untuk mempertinggi pemahaman internasional tentang Jepang serta untuk menghapuskan kerugian yang ditimbulkan akibat isyu-isyu negatif yang diderita Jepang pasca bencana 11 Maret 2011. Kota Katori telah memutuskan untuk menerima kunjungan delegasi Indonesia ini dengan harapan agar para pemuda-pemudi internasional dapat melihat dan memahami betul tentang kerugian serta fakta aktual kota Katori. Kota ini berada di luar wilayah Jepang timur laut namun tidak begitu dikenal sebagai salah satu wilayah terlanda bencana di mata dunia.

Pada hari itu Sekertaris Jendral lembaga NPO pemerhati lingkungan kota Onogawa dan kota Sawara Mr.Kentaro Sato menjelaskan tentang sejarah serta kegiatan konservasi cagar budaya lingkungan setempat. DVD saat peristiwa bencana telah dipertunjukkan kepada seluruh anggota delegasi seperti peristiwa jatuhannya reruntuhan rumah, jalan terhambat di kota akibat guncangan gempa yang keras. seluruh anggota delegasi tampak penuh minat mendengarkan penjelasan lewat foto-foto rumah, tiang listrik yang mengalami kemiringan akibat terjadinya pencairan tanah (likuikfaksi). Ada juga diantaranya yang mencatat dengan tekun, Salah seorang dari anggota delegasi bernama Mohammad Andriza Syarifudin (23 tahun) ketika menjawab pertanyaan wartawan mengatakan bahwa "kalau saya tidak datang ke kota Itako mungkin saya tidak akan tahu tentang apa itu pencairan tanah. setelah pulang ke Indonesia saya ingin menyampaikan hal-hal yang saya dengar, saya lihat dan alami di Jepang". (ES/ 20130224).