PM Jepang Akui Tanggung-jawab MasalahJugun-Ianfu | |

PM Jepang Akui Tanggung-jawab MasalahJugun-Ianfu

LANJUTAN



Pernyataan PM Jepang Shinzo Abe dihadapan Wartawan AS


1. Masalah Jugun Ianfu

Dari dalam hati PM Abe merasa prihatin (kasihan) terhadap harkat para jugun ianfu sebagai manusia yang telah menjadi korban. Sebagai PM Jepang Shinzo Abe memohon maaf yang sebesar-besarnya atas penderitaan terseretnya para korban menjadi ianfu. Mengenai komentarnya terdahulu yang berkisar tentang adanya unsur paksaan yang telah dialami ianfu tersebut PM Shizo Abe menjelaskan bahwa pernyataan itu bukanlah pernyataan yang pertama-kali dilontarkan pemerintah Jepang oleh dirinya, tetapi merupakan pandangan pemerintah Jepang yang sudah berjalan sampai sekarang ini. “Sebagai PM saya sekali lagi menyatakan rasa maaf dan penyesalan kami yang amat besar atas adanya kondisi sejarah yang telah menyeret para wanita menjadi ianfu (wanita penghibur zaman perang). Kami semua bertanggung-jawab dan menyadari bahwa tanggung-jawabnya berada dipihak kami negara Jepang”.

Dengan adanya pertimbangan bahwa akan tidak membawa hasil bila menyampaikan fakta benar atau tidaknya masalah tersebut terjadi, maka untuk itu PM Abe menegaskan kembali bahwa dalam kabinetnya ia akan tetap melanjutkan pembicaraan (sikap) seperti yang telah yang di tunjukkan oleh mantan Kepala Sekertaris Kabinet Yohei Kono di tahun 1993 yang telah menyatakan permintaan maaf dan mengakui keterlibatan dan perbuatan tentara Jepang dalam masalah ianfu.


2.Masalah Penculikan dan Masalah pengembangan Nuklir Korut

Bila masalah penculikan tidak terselesaikan, maka tidak ada normalisasi hubungan diplomatik Jepang dengan Korut, dan Korut tidak dapat mewujudkan masa depannya. Pada saat lawatannya nanti ke AS PM Abe bermaksud akan membicarakan secara tegas dengan Presiden AS George W. Bush tentang kebijakan politik Jepang terhadap Korut di masa mendatang.


3. Undang-undang dan Aliansi Jepang-Amerika

Ada pasal-pasal yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, dan ada juga nilai-nilai baru yang sudah seharusnya dituangkan seperti masalah prifasi, lingkungan dan sebagainya. Dan di abad 21 ini sangat diperlukan sekali untuk menuliskan dengan tangan sendiri undang-undang yang memaparkan wujud negara sendiri secara layak (tepat). Jiwa dan semangat seperti itu sangat penting. Diperlukan usaha-usaha untuk mengkonsolidasikan aliansi Jepang-Amerika ke arah yang lebih baik. Untuk itu harus dilakukan penataan kembali kebijaksanaan.

Dalam hal undang-undang-pun harus dilakukan penelitian tentang pemberlakuan hak pembelaan diri secara kolektip tentara bela diri Jepang di dunia internasional.


(Translation copyright by ES/ Ed-Prasasti)

Sumber Berita Mainichi Shinbun 21 April 2007.