PM Jepang Akui Tanggung-jawab MasalahJugun-Ianfu | |

PM Jepang Akui Tanggung-jawab MasalahJugun-Ianfu



PM Jepang Abe Akui Tanggung-jawab Jepang Dalam Masalah Jugun Ianfu Dihadapan Wartawan AS

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan rasa keharuannya sebagai manusia dari hati yang sangat dalam atas masalah jugun ianfu (wanita penghibur tentara Jepang saat Perang Dunia Kedua). Pernyataan itu diungkapkan PM Jepang tersebut pada saat menanggapi wawancara mediamasa AS sebelum memulai lawatannya


Perdana Menteri Abe (P)  

PM Jepang Shinzo Abe

ke Amerika akhir bulan ini.Sebagai PM saya menyatakan sekali lagi rasa ma’af dan penyesalan kami yang amat besar atas adanya kondisi yang telah menyeret para wanita menjadi Ianfu (wanita penghibur zaman perang). Kami semua bertanggung-jawab dan menyadari bahwa tanggung-jawabnya berada dipihak kami negara Jepang” , begitu PM Abe menjelaskan.Pernyataan tersebut dilontarkan PM Abe tanggal 17 April lalu di rumah kediamannya ketika menanggapi wawancara wartawan majalah Newsweek maupun suratkabar Wallstreet Journal dari AS. Mengenai masalah Ianfu ini telah muncul kecaman dari dalam negeri AS atas adanya pernyataan PM Abe yang menyatakan bahwa tidak ada hal yang memperkuat bukti adanya pemaksaan yang telah dilakukan tentara Jepang dahulu dalam arti sempit. PM Abe dalam dialog jarak-jauhnya dengan Presiden George W Bush-pun telah menyampaikan pandangannya serta menyampaikan bahwa ia telah mengutarakan rasa kasihan maupun keharuannya atas ianfu dalam perdebatan parlemen Jepang bulan lalu, serta hal-hal lainnya. Dengan adanya pernyataan sikap tanggung-jawab dipihak Jepang yang disampaikan kali ini diperkirakan masalah pernyataan Abe berkisar ianfu tersebut akan meredam.

masmedia

Sementara itu PM Shinzo Abe mengenai komentarnya dahulu berkisar tentang adanya sifat paksaan yang dialami ianfu tersebut menjelaskan bahwa

慰安婦
Yohei Kono

Yohei Kono

Mantan Kepala Sekertaris Kabinet

pernyataan itu bukanlah pernyataan yang pertama kali dilontarkan pemerintah Jepang oleh dirinya saja, tetapi merupakan pandangan pemerintah Jepang yang sudah berjalan sampai sekarang ini. Dengan pertimbangan bahwa akan tidak begitu membawa hasil bila menyampaikan fakta benar atau tidaknya masalah itu terjadi. Oleh sebab itu Abe menegaskan kembali bahwa dalam kabinetnya ia akan tetap melanjutkan pembicaraan (sikap) Kepala Sekertaris Kabinet Yohei Kono tahun 1993 yang telah menyatakan permintaan maaf dan mengakui keterlibatan tentara Jepang dalam masalah ianfu.


Kemudian PM Abe dalam masalah perbaikan (amandemen) undang-undang juga menegaskan bahwa di abad ke-21 ini sangat diperlukan sekali untuk menuliskan dengan tangan sendiri undang-undang yang memaparkan wujud negara sendiri secara layak (tepat). Mengenai konsolidasi aliansi Jepang-Amerika beliau berpendapat bahwa harus dilakukan penataan hukum. Dalam hal perundang-undangan-pun harus dilakukan penelitian tentang penggunaan hak pembelaan diri kolektif tentara bela diri Jepang dipanggung internasional. (Penulis naskah asli Yoshiu Koyama/ Indonesian translation copyright by Prasasti-Erik Sjamsumar)


Sumber : Mainichi Shimbun 21 April 2007.

従軍慰安婦 日本の責任認める